Bisnis pornografi yang dipasarkan melalui jaringan internet itu sama sekali tidak menguntungkan pengusaha internet.
Justru, dengan konten pornografi yang memiliki bandwith yang terbilang sangat besar itu, pengusaha warnet sangat dirugikan. Ketua Asosiasi Warung Internet Indonesia (Awari) Irwin Day mencontohkan, Selasa (17/11), pada sebuah warnet yang memiliki 10 komputer, dua di antaranya digunakan oleh konsumen yang berniat mengunduh situs pornografi.
Dua konsumen itu menyedot kapasitas bandwith hingga setengah yang dimiliki oleh pengusaha warnet itu. "Nah, lalu bagaimana dengan delapan konsumen lain? Situs porno itu merugikan. Mereka cuma mau mengakses yang bandwidth-nya besar, tapi bayarnya murah," katanya.
Upaya untuk mereduksi penggunaan situs pornografi itu sebenarnya sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Sepanjang waktu tersebut, komunitas warnet Awari yang beranggotakan 800 orang dengan rata-rata setiap orangnya memiliki tiga warnet, telah mengusulkan daftar situs porno agar segera dibentengi dengan sebuah sistem.
Dalam lingkup Awari, sistem perlindungan internet dari akses menuju situs porno itu telah diupayakan selama dua tahun ini. Sayangnya, penetrasi situs porno lebih dahsyat dari upaya pembentengan. Saat ini, pihaknya telah memiliki daftar situs pornografi yang berjumlah 5-6 juta situs yang dikumpulkan dalam sebuah file sebesar 300 MB. "Itu ngumpulin-nya sampai dua tahun," kata dia.
Untuk menyaring situs porno dapat dilakukan dengan tiga cara. Yaitu, melalui penyaringan di komputer pribadi (personal computer/PC), jaringan perkantoran atau warnet (proxy/cache server), dan internet (internet service provider/ISP). Nantinya, kerja sama yang dijalankan dengan PT Telkom itu akan dijalankan melalui penyaringan via internet yang jaringannya lebih besar.
Terima Kasih
admin suaveOnline
0 komentar: