Fosil yang ditemukan seorang guru SDN, Hary Nugroho (45), di Waduk Daya’an di Desa Wotangare, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (12/11), diperkirakan fosil gajah purba atau "setegodon", dengan usia sekitar 250 juta tahun.
Camat Kalitidu, Nurul Azizah, Rabu menjelaskan, perkiraan fosil yang ditemukan di galian waduk, berupa kepala, gading, tulang kaki dan taring tersebut, merupakan fosil gajah purba. Kesimpulan ini, berdasarkan penelitian sementara tim dari Balai Penelitian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto.
Dari hasil kajian tim yang melakukan penelitian temuan itu dan langsung di lapangan, usia fosil tersebut berkisar 250 juta tahun. "Hanya fosil gajah purba tersebut dari jenis apa, masih dibutuhkan penelitian lanjutan," katanya.
Sementara ini, temuan fosil gajah purba yang semula disimpan di SDN Panjunan I dan II, Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, sekarang disimpan di kediaman Kepala Desa Wotangare, Kecamatan Kalitidu. Tim BP 3 Trowulan, yang datang ke Bojonegoro, juga melakukan penelitian temuan emas di perairan Bengawan Solo di Desa Ngraho, Kecamatan Kalitidu.
Menurut ia, dari hasil penelitian tim, adanya temuan emas di perairan Bengawan Solo tersebut, berasal dari muatan sebuah kapal yang tenggelam di perairan setempat."Hanya kepastiannya masih membutuhkan penelitian lebih mendalam," katanya menjelaskan.
Hary Nugroho (45), guru SDN Panjunan I dan II di Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu, sejak 1990, memiliki kebiasaan mengumpulkan fosil yang ada di wilayah Bojonegoro dan terakhir menemukan fosil gajah purba di galian Waduk Daya’an.
Di antara temuan Harry Nugroho yang sekarang disimpan di SDN Panjunan I dan II yaitu ratusan fragmen fosil dari karabau (kerbau purba), cervia (kijang), stegodon trigono chepalus , mastodon, elephas, babos dan bubalus.
Terima Kasih
admin suaveOnline
0 komentar: